<body>




Photobucket
Friday, December 15, 2006
Serial Bintang 4

Kencan Pertama Rein

Sejak Papa meninggal dunia, 5 tahun lalu, Mama membuka usaha Depot di ruko komplek perumahan mereka. Mama emang jago masak, dibantu juga ama Budhe, 2 orang pegawai (baca: waitress) dan tak ketinggalan 1 orang Koki andalan lulusan D3 Perhotelan. Yaitu Rein sendiri, hehehe.

Jadi deh, Mama, Budhe dan Rein sejak 5 tahun lalu, menghabiskan waktu sehari-hari di Depot itu. Walo bukan sebage sandaran hidup utama tapi tetap depot itu buka 7 hari dalam seminggu, mulai pukul 9 pagi sampai pukul 9 malam. Nama Depotnya donk : Depot Bintang. Tatyana tuh yang kasih ide.

Oke, sekarang hari Kamis dan Rein pulang lebih awal dari Depot karena mau ke Perpustakaan YPIA. YPIA itu nama tempat Kursus Bahasa Inggris 20 menit dari rumah/depot. Rein sudah nggak Kursus lagi disana, tapi masih aktif menjadi member Perpustakaannya.

"Ma, Rein mau ke Perpustakaan dulu ya."
"Lho katanya ke Perpus-nya jam 6? Ini masih jam 5 kurang," Mama baru aja pulang dari nganterin pesanan Delivery.
"Iya, ngg...Aku belom Ashar nih Ma. Kan juga mau mandi dulu biar gag sumuk (panas)."
"Oalah, kamu itu dari tadi ngapain aja? Sholat jangan ditunda donk Nak. Kenapa gag mandi di sini aja sih? Trus langsung berangkat," Rein mencabut charger dan HP dari colokan dan melirik ke arah layar. Kok gag ada SMS ya?
"Mau ganti baju dulu Ma, bajunya di rumah."
"Ya udah, ntar sampe jam berapa? Kamu langsung pulang aja ya. Biar adekmu si Baim aja yang nanti nemenin Mama tutup Depot," Mama mencium pipi Rein dengan penuh kasih sayang sambil terselip sebuah doa dalam hati.

Doa spesial untuk sang anak sulung, semoga lekas mendapatkan jodohnya. Rein sudah lewat 28 tahun usianya dan 2 tahun terakhir ini jomblo.Belum ada tanda-tanda janur akan melengkung di kediaman keluarga mereka. Kadang Mama berpikir, apakah karena Rein terlalu sibuk di Depot dan jarang keluar rumah, maka dari itu dia jadi kurang pergaulan?

Rein mengambil kunci motor dan beranjak pergi.

Persis jam 6 dia memasuki pelataran parkir. Mendadak Rein deg-degan, bukan karena telat mengembalikan buku. Tapi karena hari ini dia janjian dengan seseorang jam 7 ntar di Perpustakaan. Ahh..jadi berasa jaman kuliah aja, kencan di Perpustakaan. Eits...emang ini kencan?? Kenal aja baru 2 bulan kok udah ke-GR-an ngomongin kencan!

Pukul 6.20 usai sholat Maghrib di musholla, dia memasuki ruangan Perpustakaan yang sejuk dan nyaman. Setelah memilih 1 novel dan 1 majalah Reader's Digest untuk dipinjam pulang, Rein mengambil duduk di pojok belakang. Menunggu seseorang sambil membaca Indonesian Daily News dengan asyik.

"Rein..sst..." suara yang dinanti Rein, akhirnya menyapa juga dengan pelan. Ya namanya juga di Perpus, masa iya mo bicara keras-keras kan gag etis.
"Yudha, hai. Gimana tadi pelajarannya?"
"Kamu nanya-nya kayak Mama-ku, waktu aku pulang sekolah jaman SD dulu!" Yudha menyeringai lalu meraih koran yang dibaca Rein, "Aduh, rajin banget sih baca koran bahasa Inggris?"
"Ssst..jangan ngobrol disini. Ke kantin aja yuk."

Sesampainya di luar Perpustakaan,
"Eh gimana kalo hari ini kita jalan aja ke Mall? Ke Galaxy Mall yuk! Deket rumah kamu kan? Ntar sekalian aku anter kamu pulang," aduuhh! Rein bersemu merah mendengar ajakan Yudha.
"Berdua aja?" duhhh..pertanyaan Rein norak gitu deh kalo udah grogi!
"Ya iyalah, namanya juga kencan masa iya ngajak temen sekelas plus orang se-Perpus?" Yudha ketawa mendengar guyonannya sendiri. Rein juga ikut tertawa. Itu lah yang membuat Rein suka dengannya, pria itu humoris dan selalu mampu mencairkan kebekuan dan kegrogian.

"Tapi Yud, aku kan bawa motor sendiri. Ngapain ntar kamu nganterin aku pulang?" Rein sedikit kecewa dengan fakta itu.
"Gag pa-pa. Yang penting aku tau rumah kamu dimana. Ntar di Mall kita ke Toko Buku ama toko Kaset ya. Trus beli eskrim juga jangan lupa."
"Kenapa mesti eskrim?" Rein menautkan alis.
"Kan kapan itu kamu bilang, kamu suka eskrim coklat dan gag suka rasa stroberi. Nah ntar aku traktir eskrim stroberi, harus kamu abisin," Yudha nyengir jail. Rein senang karena Yudha mengingat detail tentang dirinya.
"Gimana kalo aku yang traktir aja? Jadi aku bisa tetep beli rasa coklat kesukaanku dan kamu makan yg stroberi, Hehehe..." Rein tertawa. Bahagia sekali dia dengan tawaran mendadak dari Yudha ini.
"Ah, aku sih pantangan ditraktir perempuan. AYo berangkat. Jangan lupa ntar parkir motornya deket-an ya."

Ah senangnya Rein, setelah 2 tahun gag pernah berkencan, sekarang dia ngerasain juga yang namanya kencan walo mungkin istilah itu hanya sekedar guyonan yang dilantunkan Yudha padanya. Ntah malam ini acara jalan mereka merupakan kencan ato bukan, yang jelas Rein senang dan berbunga-bunga!

|
{------posted @ 11:43 PM------}