<body>




Photobucket
Saturday, March 04, 2006
Cinta*Cinta Tatyana 2

Tatyana dan Hikmah Dalam Lapar


         Setibanya di kantor setelah kepanasan di parkiran, Ibu Boss sang Pemred terkasih sudah menunggu dengan wajah masam di front-office. Waduh, alamat deh!
         "Ga bisa lebih lama lagi, Ta..tya?" sambutan yang sungguh tak ramah, penekanan pada namanya membuat Tatya merasa kembali kepanasan.
         "Mm..maap Bu. Agak susah nyarinya." Tatya menahan kedongkolan sambil menyerahkan flashdisc.
         Huuuuuhhhhhh!!!! Tatya merutuk dalam hati. Kemejanya basah karena keringat. Kira-kira pengelola gedung mau mnegabulkan gak ya, kalo dia mengusulkan supaya parkiran di kasih AC juga?
         Krucuk-krucuk.
         Aduh perutnya merintih minta diisi. Diliriknya meja Mareta dan Dwi. Wah dua orang itu sudah keluar makan siang tanpa menunggu dirinya. Kantor sepi,penghuni kantor yang berjumlah 10 orang (minus dia dan Boss) cuma tersisa Mbak Irin yang sedang makan siang dimejanya, dan Galuh sang Resepsionis. Tatya meringis ketika dilihatnya sudah pukul 12.45, sudah kurang 15 menit. Bu Boss sangat ketat dalam menerapkan jam makan siang. Tapi kan tadi waktunya 30 menit lebih untuk mencari flashdisc!
         "Bu, saya mau ke lantai 7. Apa Ibu mau titip sesuatu?" Tatya meminta izin ke cafe di lt.7 sambil basa-basi.
         "Ngapain keluar lagi?" Bu Boss menjawab dengan nada ketus.
         "Umm..Lunch, Bu." Tatya menjawab terbata.
         "LHo," Bu Boss menatap mata Tatya dalam-dalam, "Terus dari tadi tuh kamu ngapain aja, Ta..tya???" penekanan kembali pada namanya, membuat Tatya bertambah lapar. Ya dari tadi kan nyariin flashdisc, makanya blom sempet makan! Omel Tatya dalam hati.
         "Ya kalo gitu saya ke lantai 3 aja Bu, sholat." Tatya berusaha mengajukan penawaran sambil reflek memegang perutnya yang terasa perih. Ntar abis sholat di mushola lt. 3, kan dia bisa ke lt. 7 bentar mampir beli risoles, kroket, pastel dan lumpia. Banyak amat jajanmu Tatya?!
         "Ta..tya?, bukannya kita punya mushola sendiri dibelakang?"
         DiengGkhh.... Next time get yourself a better reason, Tatya!
         "Ya Bu." Tatya tertunduk lesu dan kembali ke mejanya. Lapar euyy!! Ga mungkin dia bisa keluar kantor setelah jam makan siang. Pekerjaannya sebagai sekretaris tidak menuntut dia keluar ruangan diluar perintah Boss.
         "Tatya!" Tatya menoleh kearah meja mbak Irin yang memanggilnya.
         "Hummm..." Tatya mengahmpiri dengan tampang ditekuk. Lucu banget kelihatannya.
         "Lapar ya? Kasian. Sini makan sama mbak. Tadi mbak bawa extra 1 porsi untuk mbak Firda. Taunya yang dibawain ga masuk." mbak Irin menorongkan kotak makan siangnya yang berbau harum. Wah, chicken teriyaki! Mbak Irin emang jagoan masak. Rubrik yang dipegangnya di majalah ini, salah satunya adalah Little Chef. Rubrik memasak untuk anak-anak. Ya, kantor Tatya emang Redaksi majalah anak-anak triple-bahasa yang oplahnya lumayan gede. Cukuplah untuk bayarin petualangan backpackers Tatya dan Mareta ke Singapura, Juni ntar.
         "Nyam..nyam...enak mbak." perih diperut Tatya mereda. Mbak Irin tersenyum. Ibu muda satu ini suka gemas kalo ngeliat Tatya makan. Raut wajah Tatya kalo udah keenakan makan jadi kayak anak sulung mbak Irin yang berusia 5 tahun.
         Tatya melirik kearah halaman yang dibuka mbak Irin di internet explorernya. Sesosok wajah yang mendadak menggetarkan hati Tatya, terpampang di sebuah personal-blog.
         "Mbak, itu blog-nya siapa?" tanya Tatya.
         Mbak Irin menoleh, "Oh ini blognya sepupuku. Dia kerja di gedung jalan Pemuda. APa ya namanya, lupa!"
         Tatya mengerutkan kening. Sepertinya wajah pria itu begitu familiar. Mirip siapa ya?
         "Namanya Lukman." sambung mbak Irin lagi. "Mau aku kenalin?" tiba-tiba intonasi suara mbak Irin meninggi, penuh senyum menatap Tatya.
         "Eh..oh.." Tatya gelagepan disodori penawaran begitu.
         "Kamu blogger juga kan? Ntar aku SMS dia, kuberitahu alamat blogmu ya!" mbak Irin meraih HP-nya. Wah gerak cepat rupanya, batin Tatya.
         "Umm..ya terserah mbak ajah. Makasih lunchnya, enak tenan! Mbak ini kucuci dibelakang ya!" Tatya ngeloyor sambil membawa kotak lunchnya mbak Irin. Wah asik! Hari ini makan chicken teriyaki gratis, bonus kenalan ama cowok cakep.
....

         Pukul 16.45. Hari ini waktunya lembur. Tenggat deadline kurang 2 hari lagi sebelum turun ke percetakan.
Usai sholat Ashar, Tatya melihat Bu Boss mulai berlelepon ria dengan suaminya, mungkin mau laporan kalo hari ini lembur. Biasanya kalo uda pacaran gitu, suka agak lamaan. 30 menit, ada kali. Tatya pun mencuri waktu untuk ngecek blognya. Berharap si Lukman, sepupunya mbak Irin itu sudah mampir ke blognya.

Bersambung kalee...

|
{------posted @ 9:26 PM------}



Cinta*Cinta Taytana 1

Tatyana dan Anak Baru


         "Ada newcomer di kantor sebelah." masih pagi jam 10 saat Mareta mampir ke meja Tatya sambil membawa hotnews yang lantas bermaksud dibarter dengan setoples kripik singkong-pedas Tatya. Nothing is free in this world, Darling. Apalagi info terhangat.
         "Hm? Siapa? Cantik gak?" Tatya nyengir, sambil matanya tak lepas dari layar komputer. Di gedung perkantoran ber-lantai 15 ini sudah cukup buanyak wanita cantik, jangan ketambahan lagi deh! Persaingan sudah berat bagi Tatya.
         "Laki koq." Kata Mareta sambil memulai suapan pertamanya..kriuk-kriuk. Ih, ni cewek bener aja statusnye ex None Jak-Bar 2003...Tapi gak jaim banget deh, gaya makannya!!
         "Lekong? Oui!" Tatya mengalikan perhatian dari layar komputer, wajahnya berubah cerah.
         "Nyam..30 something." Lanjut Mareta sambil sibuk ber-kriuk-kriuk...
         "Ganteng? Ganteng?" Tatya bertanya dengan excited sambil log-off dari blogger.com setelah mempublish postingan terbarunya.
         "Gw siy ga pernah tertarik sama orang Jawa, ambil deh buat lo klo emang mau." Mareta buru-buru ambil ancang-ancang untuk balik ke mejanya setelah dilihat dari jauh, Ibu Boss Pemred nan galak sudah mulai mengendus adanya pegawai yang menyalahgunakan jam kantor untuk obrolan pribadi!
         "Dasar rasis! Tapi biar kata kamu uda ngasi ke aku, apa dia uda tentu mau ama?" sahut Tatya pelan.
         "Hahaha..." Mareta melenggang dengan tawa ditahan, sambil memeluk toples.
Lumayan, ada newcomer...Eh, tapi tampangnya kayak apa ya? Tatya jadi penasaran.
....

         Siang bolong pukul 12.35.
Tatya keringetan di parkiran underground. Ibu Boss minta diambilin flashdisc-nya yang tertinggal di mobil, ntah dibagian mana. Nah loh? Jadilah Tatya membongkar laci dashboard, kantong belakang kursi, bawah kursi, sampai di bagasi pun dicarinya. Duh, nyiksa banget sih tu Boss! Aku laporin Depnaker baru tau rasa lo!
         "Panaaaasss...         " omel Tatya lumayan kenceng.
         "Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" dari balik punggung Tatya, terdengar suara pria.
         "Heh? Uh.." Tatya membalik badannya sambil mengusap keringat yang menetes.
         "Haduh, saya lagi nyari flashdisc, tapi ga tau jatohnya dimana." Tatya meraih map yang tergeletak didekatnya, melepas kacamata lalu sibuk mengipasi wajahnya.
         "Mungkin nyarinya bisa lewat pintu yang kanan? Soalnya kalo pintu-pintu yang kiri ini dibuka, saya jadi ga bisa buka pintu mobil saya." Oh,pria itu ternyata pemilik mobil di kiri mobilnya Boss. Kirain Satpam, abis kalo Tatya lagi ga pake kacamata, matanya suka 'sombong'.
         "Oh? Oh iya Pak, maapken." Tatya meringis, pintu kiri depan-belakang mobilnya Boss emang dibuka lebar-lebar oleh Tatya.
Brak. Tatya menutup kedua pintu sambil sebelumnya melempar mapnya Boss, asal saja ke dalam mobil. Baru saja dia hendak membuka pintu disisi satu, pria itu kembali menghampiri Tatya.
         "Nyari ini ya, Mbak?" tanyanya sambil mengangsurkan flashdisc yang dikenali Tatya sebagai milik Boss.
         "Oh iya, ini! ALhamdulillah...Waduh akhirnya ketemu juga." Tatya tersenyum kegirangan. Memencet auto-lock di kunci mobil lalu ngeloyor gitu aja tanpa bilang makasih sama sang 'Helper' tadi.
         Huaahhh legaaa...
         Tatyana keluar lift yang membawanya dari underground, merasa disegarkan oleh dinginnya penyejuk udara di lobby lantai dasar. Lobby di jam makan siang nampak ramai dengan antusiasme para pekerja kelaparan, termasuk Tatya. Dengan tergesa karena dikejar lapar, dia melenggang ke arah lift utara untuk kemudian naik ke lantai 5 tempat kantornya berada. Sampai didalam lift yang ternyata cuma berisi dia seorang, Tatya seperti melihat ada seorang pria yang dari jauh melambai kearahnya. Pria itu berlari dan berteriak,
         "Tunggu mbak...!"
Tatya berniat memencet tombol 'open' di lift dan menunggu orang itu supaya bisa naik lift bareng. Tapi koq ga berfungsi ya, tombolnya? Wah kasian tuh orang, uda pake lari segala. Maap Pak, bukan salah Tatya.

Bersambung kalee...

|
{------posted @ 12:17 PM------}