<body>




Photobucket
Friday, January 19, 2007
Serial Bintang 7

:: PMS ::


Masih inget Yudha, gebetannya Rein? Cowok yang dikenal Rein di Perpustakaan YPIA itu loh. YPIA itu tempat Kursus Inggris, Yudha les disana. Sementara Rein yang udah dari dulu udah sering kesana sekedar baca-pinjam buku. Kan waktu itu mereka jalan bareng ke Mall, dan beberapa hari setelahnya Yudha main kerumah. Tatya yang penasaran 1/2 hidup sama dia, langsung aja dibelain pulang dari kantor lebih cepat dari biasanya.Dan akhirnya bertemu-lah Tatya dengan gebetan kakak-nya itu. Huhuy, ternyata manis juga! Bener2 tipenya Rein deh. Tinggi, putih, dan chubby. Lumayan lama juga Yudha ngobrol ama Rein di teras rumah; well sengaja gag mau di ruang tamu, soalnya ntar diintipin ama Tatya, hehe. Pas Yudha mau pulang, sempet juga ketemu Mama. Dengan berseri, Rein mengenalkan cowok itu pada beliau.

Keesokan hari setelah kedatangan Yudha:
Seperti biasa, 3 bersaudara plus Mama selalu mengusahakan untuk sarapan bareng,
"Ma, menurut pendapat Mama. Si Yudha gimana anaknya?" Tatya buka suara. Mama terdiam, seperti sedang berpikir. Rein mengedip kearah Tatya, kuatir.
"Yaa...Mama kan gag sempet ngobrol. Tapi Mama liat dia lumayan sopan kok," jawaban standart. Tatya gag puas,
"Ganteng ya Ma, putih," Tatya memancing lagi.
"Sapi juga putih," sahut Baim cuek.
"Hehehe..." Mama tertawa mendengar sahutan Baim. Tatya manyun.

Rein, ntah mengapa, merasa kalo Mama gag gitu suka ama Yudha. Tapi ditepisnya pikiran jelek itu. Apalagi Tatya senantiasa rajin menyemangati dia supaya jalan lebih sering ama Yudha. Dan setelah Yudha main kerumah, Rein emang beberapa kali (menyengajakan) ketemu ama Yudha di Perpustakaan. Tapi yah, paling mereka cuman ngobrol aja di Kantin kayak biasanya. SMS-an 5x sehari. Belum jalan bareng lagi, Yudha pun belum main lagi kerumah Rein.

2 minggu setelah Yudha maen kerumah...
Rein seperti biasa, jam 6 udah nyampe di Perpustakaan. Membaca majalah Femina terbaru setelah Maghrib'an sambil nunggu jam 7. Jamnya Yudha keluar kelas.

Jam 19.10....
Rein gelisah. Bel keluar sudah berdering 10 menit, tapi Yudha belum muncul. Biasanya Yudha langsung ke Perpustakaan kok. Rein mulai gag konsen dengan bacaannya.

Jam 19.15....
5 menit kemudian, Rein mulai gag enak perasaan. Kuatir, curiga. Kemana Yudha yah?? Dia mengeluarkan HP, ingin menelpon Yudha. Tapi diurungkannya niat tersebut. MUngkin Yudha merokok dulu.

Jam 19.20....
Udah lewat 20 menit, kok Yudha gag kunjung nyamperin Rein ke Perpus yah? Rein memutuskan untuk meng-SMS Yudha,

    Rein >> Yudha, hari ini les gag?
    5 menit kemudian...
    Yudha >> nggak.


Yah... Rein menekuk wajah cantiknya. Jawaban yang begitu singkat membuat dia makin kecewa. Kenapa Yudha gag nanyain dimana dia saat ini? Kan Yudha tau kalo biasanya, tiap Senin dan Kamis, Rein selalu ke Perpus. Dia melirik jam yang menunjukkan jam 19.30 .

"Lho, mau kemana?" Mas Hari, penjaga perpus menyapanya.
"Pulang Pak. Saya pinjam Femina ini yah,"
"Mas-nya belum datang... Sapa tuh namanya? Mas Yudha yah..."
"Nggak, dia nggak les hari ini."
"Ya nggak pa-pa. Kan kemaren udah ketemu tooohhh...Goncengan naik motor bareng. Hehehe. Masa tiap hari ketemu, ntar bosen," Mas Hari menggoda Rein sambil menyerahkan majalah kepadanya. Rein mengerutkan kening,
"Kemaren kan Rabu. Saya mana pernah kemari hari Rabu,"
"Oh ya? Berarti yang kemaren?? Mas Yudha yang naik motor Megapro itu kan?"
Rein terdiam, ugh mendadak dia berdebar-debar.
"Rasanya kok saya liat dia goncengan ama cewek yah? Ah...tapi mungkin saya salah liat yah. Maklum, kemaren lupa gag bawa kacamata," Mas Hari jadi gag enak juga melihat raut wajah Rein yang berubah kelabu.
"Hmm, lagian Yudha kan gag ada jadwal les hari Rabu,"
"Oh gitu yah. Oke deh. Ni mau langsung pulang?" Mas Hari mengalihkan pembicaraan sambil beranjak mematikan lampu perpustakaan. Udah waktunya tutup. Yang ditanya malah diam termenung. Perasaannya semakin nggak enak.
"Mbak...." Mas Hari menyentuh lengan Rein sekilas.
"Eh iya! Iyah, apa tadi?" Rein hilang konsentrasinya. Dia memikirkan ucapan Mas Hari yang barusan. Apa iya Yudha punya jadwal les hari Rabu? Kok dia gag pernah bilang yah?

Berhubung masih jam 8 kurang, Rein memutuskan untuk ke Depot saja. Biasanya sih, Senin dan Kamis, yang nemenin Mama tutup Depot adalah waktunya Tatya.

"Hai Mbak, kok tumben cepet balik?" Tatya bertanya dengan cengiran lebar. Dia tahu kalo hari ini adalah hari ketemuannya Rein dan Yudha.
"Ngg...sakit dia. Jadi gag ketemuan," dusta Rein.
Mama mengintip dari balik kasir, "Siapa yang sakit, Rein?"
"Oh....Yudha, Ma."
"Ohya, sakit apa?"
"Errr... Gag tau. Blum sempet tanya-tanya," Rein menowel tangan Tatya. Memberi kode supaya adeknya itu ikut naek ke lantai 2. Kalo udah malem gini, jarang ada yang makan di sana.

"Kenapa Mbak?" bisik Tatya.
"Perasaan Mbak gag enak," Rein duduk di pinggir jendela. Dia menceritakan tentang apa yang dia dengar dari Mas Hari tadi.

"Ya mungkin emang si penjaga Perpus salah liat kali..." Tatya berusaha menghibur Rein yang kelihatan gelisah bangget.
"Ah...apa iya emang itu Yudha boncengan ama cewek? Setahuku, Yudha gag punya adek ato kakak sih. Anak tunggal kok!"
"Well....." Tatya kehabisan kalimat penghiburan.
"Trus, pas di SMS juga jawabannya pendek aja. Udah 2 hari ini sih, dia jarang SMS. Padahal biasanya sehari bisa 5x."
"Errr...." Tatya bingung mo ngomong apa.
"Kenapa yah? Apa aku ada salah ngomong ma dia? Jangan-jangan si penjaga perpus emang gag salah liat!"
"Hmm..." Tatya menunduk, "Tanggal berapa sih ini?" mendadak dia menanyakan tanggal pada Rein.
"Umm... tanggal 23. Kenapa?"
"Hahaha...Hmmm...pantes aja Mbak parno gini! Gelisah. Mikir yang enggak-enggak. Kan udah waktunya kamu PMS (Pra Menstruation Syndrome)!"
Rein tercenung, "Eh iya yah...jadwal kita kan deket-an. Hehehe...moga-moga aja emang aku yg parno,"
Tatya menarik nafas lega sambil berharap bahwa emang kegelisahan mbak Rein hanyalah akibat PMS belaka. Bukan karena emang karena Yudha-nya yang nggak-nggak.

|
{------posted @ 10:48 PM------}